Sabtu, 30 Oktober 2010

GALERI KERAJINAN PAYUNG INDONESIA




Dapat ditemui di www.galeripayung.blogspot.com

Kerajinan Kayu – Tempat Tissue

http://joglohandycraft.wordpress.com/2010/10/12/kerajinan-kayu-tempat-tissue/

Kerajinan Kayu Tempat Tissue, sebuah wadah yang digunakan sebagai tempat menutup kotak tissue agar kelihatan lebih berseni dan indah. Kerajinan Kayu Tempat Tissue terbuat dari kayu sonokeling, kayu mahoni dan kayu kelapa.








Kotak Tissue vnl


Ukuran : 285 x 160 x 85




























Kotak Tissue BK


Ukuran : 285x 155 x 70




























Kotak Tissue LP


Ukuran : 285 x 160 x 85




























Kotak Tissue LD


Ukuran : 285 x 160 x 85




























Kotak Tissue Polos


Ukuran : 285 x 160 x 85




























Kotak Tissue Batik


Ukuran : 285 x 160 x 85




























Kotak Tissu Simpel


Ukuran : 285 x 160 x 85




























Kotak Tissue gulung sono


Ukuran : 135 x 130 x 135




























Kotak Tissue gulung PD


Ukuran : 150 x 145 x 135














Indahnya Blambangan di Kain Kanvas

Yovinus Guntur/ Rosmi Julitasari

VHRmedia, Surabaya -
Ingin melihat potensi dan keindahan Blambangan atau Banyuwangi? Gambaran tersebut tertuang jelas dalam pameran lukisan yang digelar 23 seniman asal Banyuwangi, di Gedung Balai Pemuda, Surabaya.
Pameran lukisan yang mengusung tema “ Umbul-Umbul Blambangan” ini, mengungkap tentang sejarah dan budaya masyarakat Blambangan dan Banyuwangi. Ketua Panitia pameran lukisan, M. Khojin mengatakan, lewat pengambaran lukisan ini diharapkan masyarakat mampu mengenal dan mempertahankan budaya Blambangan.
“Kami ingin masyarakat lebih mengenal dan ikut melestarikan budaya Blambangan. Hal ini sangat perlu agar budaya bangsa tidak punah,” ujar M. Khojin, Sabtu (30/10).
Menurut M. Khojin, respon masyarakat terhadap pameran ini sangat bagus. Hal ini dibuktikan dengan terjualnya 4 lukisan, seperti lukisan Penari-penari Gandrung Berdandan karya S.Yadi.K, Maturan ke Pura, karya Huang Fong, Ngantosan karya Joko Sun dan Gadis Tenganan di Sela-sela Upacara karya Windu Pamor.
M. Khojin berharap pameran ini dapat menarik perhatian pemerintah setempat terhadap potensi seniman Banyuwangi, terutama perupa. (E3)
Foto: VHRmedia/ Yovinus Guntur

Kerajinan Akar Bambu Diekspor ke Amerika

Fajar Sodiq/ Angga Haksoro

VHRmedia, Klaten
- Akar tanaman bambu yang tidak terpakai dapat dijadikan kerajinan tangan layak jual. Kerajinan dari akar bambu telah diekspor ke Amerika, Australia, dan Inggris.
Kerajinan akar bambu di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dikembangkan oleh Didik Agung Hariyanto. Dia mulai mengembangkan kerajinan ini sejak 12 tahun lalu.
”Saya melihat banyak akar bambu ori yang tidak digunakan. Saya coba kreasikan dan hasilnya bisa menjadi boneka kayu yang memiliki nilai seni dan ekonomi. Akar bambu dapat dibuat kentongan, patung bebek, mobil-mobilan, dan topeng,” kata Didik di tempat usahanya di Jalan Solo-Yogyakarta, Klaten, Senin (18/10).
Kerajinan akar bambu dijual sesuai ukuran. Patung bebek ukuran 50 centimeter dijual Rp 12 ribu. ”Sedangkan untuk ukuran 18 centimeter dijual Rp 7 ribu. Harga bahan baku Rp 3 ribu per akar bambu,” ujar Didik.
Karena unik dan nyentrik, produk kerajinan ini diminati pasar dalam dan luar negeri. “Produk kerajinan ini sudah diekspor ke Amerika, Australia, dan Inggris. Sedangkan untuk dalam negeri, kami biasa mendistribusikan ke Bali, Solo dan Yogyakarta,” kata Menurut Didik. (E1)

Foto: VHRmedia/ Fajar Sodiq


Perkembangan Kerajinan di Desa Pengosekan


Oleh: Gusti Agung Jaya CK, Dosen PS Kriya Seni

Mengamat bentuk produk seni menurut Feldman menyatakan bahwa, bentuk merupakan manifestasi fisik dari suatu objek yang bisa diamati, memiliki makna, dan berfungsi secara struktural pada objek seni (Feldman, 1967: 30). Tidak jauh berbeda dengan teori Clive Bell menerangkan, bahwa seni itu merupakan perbuatan menampilkan bentuk yang bermakna (significant form). Bentuk seperti ini adalah yang perlu ditampung oleh perasaan estetik, karena itu tidak akan terlalu salah kiranya kalau dikatakan bahwa bentuk yang dimaksud adalah yang estetik sifatnya (Clive Bell dalam Sahman, 1993: 15).

Terkait dengan bentuk produk seni kerajinan di desa Pengosekan, merupakan produk budaya bangsa yang memiliki nilai seni dan ekonomi. Amatan terhadap produk seni kerajinan di desa Pengosekan membuktikan keragaman bentuk produk yang muncul di samping mengindikasikan adanya proses keberlangsungan aktivitas yang diwariskan dari tradisi sebelumnya, juga menandakan adanya perkembangan. Perubahan sosial budaya masyarakat pendukungnya juga sangat mempengaruhi bentuk, teknik, motif dan fungsi produk yang dihasilkan. perkembangan itu sangat wajar dalam rangka menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang senantiasa selalu berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Sehubungan dengan perkembangan itu Supriadi menjelaskan perkembangan adalah akumulasi dari berbagai penemuan berlandaskan pada penemuan-penemuan terdahulu, sehingga lahir penemuan-penemuan baru akibat adanya revolusi paradigma. (Supriadi, 1997: 123-124).

Kehadiran unsur-unsur baru dalam rangkaian perkembangan budaya tidak berarti punahnya unsur-unsur lama, keduanya dapat hidup secara berdampingan, tumpang tindih atau bercampur.

Krajinan Ayaman Rontal (Bassket)

Secara umum karya seni kerajinan di pengosekan mengalami perkembangan bentuk dan fungsi. Perkembangan tersebut nampak dinamis dari periode keperiode berikutnya. Berawal dari kerajinan ayaman rontal/nglopok diawali oleh I Wayan Silur dan I Made Seken sekitar tahun 1930-an. Bentuk kerajinan ayaman rontal/nglopok yang dihasilkan masih sangat sederhana berupa jenis bakul dengan ukuran kecil atau sebagai wadah penyimpan barang-barang kecil.

Datangnya Rudolf Bonnet seorang pelukis asal Belanda yang tinggal menetap di Ubud, yang membawa dampak perkembangan seni rupa di Ubud bukan hanya pada seni lukis dan seni patung, tetapi berdampak pula terhadap perkembangan karjinan ayaman rontal di Pengosekan. Menurut keterang Mangku Made Gina, ketika Bonnet datang berkunjung ke Pengosekan ke rumah Gusti Ketut Kobot, secara kebetulan Ia melihat berberapa orang sedang membuat kerajinan ayaman rontal. Memperhatikan proses mangayamnya rumit dan bentuk bakul yang menarik tersentuh hatinya untuk membeli dan memesana dengan memberikan desain baru bentuk vas bunga, guci dan baks, lengkap degan desain motifnya. Pada awalnya motif yang diterapan adalah motif ceracap sangat sederhana, kemudian berkembang pada motif-motif ornamen yang terdapat pada kain-kain songket.

Perkembangan baik bentuk maupun motif yang diterapkan dapat dilahat pada gamabar di bawah, sebauah bentuk karajinan ayaman rontal dengan ukuran yang agak besar bermotif tumbuhan alam dan motif awan-awan, mempresentasikan suasana alam yang tenang damai nan indah. Walaupun pahon yang nampak terpotong terkesan janggal diakabatkan oleh ketentuan ukuran, nampak penyelesaiannya dipaksakan, tetapi menunjukan adanya perkembangan dan usaha perajin menyajikan karya seindah mungkin. Diamati dari bentuknya masik menyamai bentuk kerajinan yang lama.

http://www.isi-dps.ac.id/berita/perkembangan-kerajinan-di-desa-pengosekan

Berkunjung ke Pusat Kerajinan Yogyakarta

Di kota Yogyakarta terdapat banyak wilayah yang menghasilkan produk lokal yang sangat khas dan banyak diminati pengunjung.

Yang paling paling utama adalah Pathuk. Di sepanjang jalan di dekat Malioboro ini terdapat banyak penjual bakpia yang sangat enak. Toko terbesarnya adalah Bakpia Pathuk 25 dan 75, sedangkan yang lebih murah ada di belakang toko-toko itu. Harga bakpia berkisar Rp11 ribu hingga Rp25 ribu.

Kota Gede

Di kawasan ini Anda bisa menemukan banyak pengrajin perak. Mulai dari pengrajin kecil hingga yang sudah ternama seperti HS Silver, Tom Silver dan masih banyak lagi. Untuk harga masing-masing perak tidaklah sama, ada yang murah sekitar Rp15 ribu hingga puluhan juta.


Kasongan, Bantul

Jika Anda ingin membeli aneka gerabah di sinilah tempatnya. Hasil kerajinan gerabah yang diproduksi pada umumnya berupa guci, pot, souvenir, pigura, hiasan dinding dan perabotan lainnya dengan berbagai motif. Produk-produk Kasongan ini berkualitas baik dan sudah masuk ke pasaran Eropa dan Amerika.

Pasar Godean, Sleman

Di tempat yang satu ini Anda bisa mencicipi jajanan peyek belut yang cukup terkenal. Biasanya para penjual membuat warung-warung kecil dengan etalase berisi belut yang sudah digoreng kering. Harga belut per kilogramnya Rp 50 ribu sampai Rp60 ribu.

Pasar Bringharjo

Bagi Anda yang ingin membeli batik, berkunjunglah ke Pasar Bringharjo. Aneka pakaian, sepray batik dan lain sebagainya bisa Anda dapatkan dengan harga murah. Untuk baju batik wanita dewasa ada yang Rp35 ribu hingga Rp60 ribu.

Gudeg Bu Tjitro

Di Yogyakarta juga terdapat kuliner khas yang namanya gudeg. Gudeg adalah makanan khas Yogya yang dibuat dari bahan nangka muda, santan kelapa dan gula merah. Agar lebih lengkap biasanya ditambahkan telur, ayam dan juga tempe atau tahu bacem. Warung-warung gudeg yang terkenal adalah Gudeg Bu Tjitro di Jl. Adisucipto KM 9, Gudeg Yu Djum di Selokan Kaliurang dan masih banyak lagi lainnya. Harga satu porsi gudeg ada yang Rp8 ribu dan ada juga yang Rp15 ribu.

Pasar Imogiri

Bagi Anda yang ingin mencicipi kuliner khas lainnya, berkunjunglah ke daerah Pasar Imogiri. Di sepanjang jalan yang menuju ke arah Bantul ini terdapat banyak kios penjual sate klatak. Sate kambing muda ini ditusuk dengan jerusi ban sepeda dan memiliki rasa yang sangat gurih. Harga per porsi berkisar antara Rp10 ribu hingga Rp15 ribu.

Dusun Krebet, Bantul

Tempat kerajinan terakhir sekaligus yang terbaru ada di Dusun Krebet, Bantul. Di desa wisata ini Anda bisa menyaksikan atau memesan sambil belajar aneka motif batik yang dibuat di wajah topeng kayu. Harga untuk belajar membatik wayang dipatok sebesar Rp200 ribu.(*/X-12)

sumber : mediaindonesia.com
http://89trip.blogspot.com/2010/10/berkunjung-ke-pusat-kerajinan.html

Dekranasda Jabar Kini Miliki Perpustakaan Kerajinan

Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat kini memiliki Perpustakaan Kerajinan di Gedung Jawa Barat Craft Center (JBCC), Jalan Ir Juanda 19, Dago Bandung. Perpustakaan kerajinan tersebut diresmikan langsung oleh Ketua Dekranasda Jabar Netty Prasetiyani Heryawan pada Jumat (22/10/2010).

Dengan telah tersedianya fasilitas perpustakaan, diharapkan publik, khususnya para pengrajin dapat lebih mengenal seluk beluk kerajinan yang disajikan dari berbagai rujukan maupun literatur. Ke depan, Perpustakan Kerajinan Jawa Barat kelak menjadi rujukan informasi para pengrajin di seluruh Jawa Barat.

"Gedung Dekranasda atau Gedung Jawa Barat Craft Center harus mampu menghadirkan beragam informasi seputar kerajinan di Jawa Barat. Sebagai rumah pengrajin dan publik, berfungsi memberikan pengetahuan seputar kerajinan Jawa Barat. Sehingga sudah selayaknya memiliki perpustakaan sendiri. Dengan koleksi tentang
kerajinan, seni budaya, bisnis, manajemen usaha,literasi dalam bentuk buku maupun digital, perpustakaan ini diharapkan menjadi referensi bagi para pegiat di dalamnya," ujar Netty dalam rilis yang diterima detikbandung, Sabtu (23/10/2010).

Menurut Netty, perpustakaan adalah tempat di mana disajikan banyak informasi yang diolah dan dikelola secara profesional. Informasi yang ada seputar kerajinan, bukan sekadar dikumpulkan untuk dijadikan arsip atau koleksi, tapi juga disampaikan kepada masyarakat luas. Terlebih, jika informasi tersebut merupakan aset atau pengetahuan yang berharga untuk disebarluaskan atau diberdayakan menjadi banyak kegiatan positif yangproduktif.Sudah tentu, hadirnya perpustakaan ini, diharapkan agar kekayaan seni dan budaya Jawa Barat menjadi lestari, berkembang,dan semakin dikenal masyarakat.

Latar belakang berdirinya Perpustakaan Kerajinan Jawa Barat atau disingkat Pekerja adalah sebagai upaya melestarikan dan mempromosikan aneka kekayaan kerajinan Jawa Barat. Proses pendiriannya pun melalui tahapan pelatihan perpustakaan, penyediaan tenaga pustakawan, pengadaan media informasi koran dan majalah, pembenahan ruangan, hingga pengadaan koleksi. Ke depan Pekerja dapat menjadi perpustakaan khusus yang tepercaya dan dapat diandalkan sebagai pusat informasi dan referensi aneka kerajinan Jawa Barat.
(tya/tya)
http://bandung.detik.com/read/2010/10/23/100731/1472906/486/dekranasda-jabar-kini-miliki-perpustakaan-kerajinan

Mengubah Batik Printing menjadi aneka Kerajinan

Contoh Keranjang bulat dari batik

Batik Mega Mendung Cirebon

Batik Printing motif Mega Mendung khas Cirebon seringkali dijadikan bahan baju atasan ,hem atau bawahan. Berkat kepopuleran mega mendung, kini tidak lagi sebagai bahan pakaian tetapi bisa pula diterapkan pada aneka kerajinan yang unik dan menarik.
Kerajinan yang dimaksud bisa saja berbentuk keranjang, pas bunga, lampu duduk,tas gendong,dompet, tempat pinsil, kotak perhiasan,taplak meja, sarung bantal kursi dan sebagainya.
Bagaimana cara pembuatannya ?
Untuk pengerjaan keranjang sampah kertas, tidak terlalu sulit,tetapi tetap membutuhkan ketelitian dalam setiap langkah pembuatannya.Pertama sekali kita tentukan keranjang berbentuk silinder atau kotak, kemudian buatlah polanya dengan mempergunakan karton tebal (biasanya dus bekas yang ukurannya pas dan masih lumayan bagus). Jika menggunakan lembaran karton tebal maka penempelan bahan batik printing dilakukan sebelum pembentukan keranjang, artinya bahan ditempelkan langsung dengan bantuan lem putih kepermukaan karton tebal sebelum digunting dan direkatkan menjadi bentuk keranjang.
Jika menggunakan dus bekas, maka kita bisa menempelkan batik printing langsung dengan bantuan lem putih mengikuti bentuk dus. Pekerjaan ini cepat selesai, hanya harus diperhatikan agar penempelan batik printing rata dan rapih (terutama dibagian ujung tekukan).
Jika penempelan memerlukan pengeringan,maka disarankan agar adanya penjemuran ditempat teduh (tidak kena sinar matahari langsung) dengan waktu 30 menit atau lebih. Sementara pada lembaran karton, pengeringan setelah penempelan dapat dilakukan dengan cara menyetrika dipermukaan kain.
Untuk pengerjaan pengguntingan sesuai pola dapat dilakukan setelah Batik printing benar-benar menempel dan kering diatas karton,kemudian baru dibentuk sesuai selera (bisa bulat,bisa persegi). Perekatan pada bentuk yang diinginkan dapat menggunakan lem yang lebih kuat dengan penambahan penempelan karton dibagian sudut atau lekukan, agar didapatkan bentuk keranjang yang kokoh. Dan bagian bawah harus benar-benar kuat dan rapih pengerjaan.
Terakhir berikan asesori yang menunjang keindahan keranjang, bisa dengan penempelan asesori bentuk bunga atau tempelan lis yang juga terbuat dari bahan kain (asesories banyak dijual di toko asesories pakaian).
Yang penting lagi ketika memilih motif mega mendung disesuaikan dengan warna yang diminati, yang suka biru maka pilih mega mendung biru begitupun warna lainnya.Setiap ujung pertemuan tempelan kain batik ,hendaknya dipertemukan motif yang bisa menyatu (tidak tumpang tindih bentuk motifnya). Jika merasa sulit dapat diakali dengan memberikan lis diatas sambugan tadi.
Cukup mudah bukan ?
Cobalah tempatkan keranjang ini sebagai keranjang sampah disamping meja kerja anda, maka nampak menarik dan indah dipandang.
Sampai disini dulu tulisan saya, Insya Allah disambung kembali dengan pembuatan kerajinan yang lainnya.

Penulis,

Halimi,SE,MM.

Jumat, 29 Oktober 2010

KARYA-KARYA PELUKIS SUMBAR PRIYANTO SUNU



Inilah karya-karya Toto Sunu yang dipamerkan pada Pameran Produk Ekspor Daerah (PPED) ke 15 Tahun 2010 di Gedung Jogja Expo Centre dari tanggal 27-31 Oktober 2010. Pameran yang dihebohkan dengan Tragedi Meletusnya Gunung Merapi ini, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para peserta pameran.
Berita yang terus-terusan tentang kejadian-kejadian tragedi Merapi, sedikitnya membuat resah bagi para peserta yang menghawatirkan adanya gempa. Namun pada akhirnya kami cukup lega karena hal itu tidak terjadi, bahkan hujan abupun tak mencapai lokasi pameran.
Kembali ke karya Toto Sunu, lukisan kanvas yang bernuansa karikatural dekoratif, menampilkan figur manusia "gendut" yang menghadirkan suasana humor dan kelucuan. Entah apa yang menjadi dasar pemikiran Pelukis Toto Sunu ini, apakah dia menyindir dirinya sendiri yang berbadan kurus krempeng ? atau menyindir para penguasa yang kenyang dengan dana hasil sabetan......yang jelas figur "gendut" bisa juga menginsfirasikan bahwa dia menginginkan negara yang subur makmur loh jinawi bagi masyarakatnya.

Penulis,
Halimi,SE,MM.

Kamis, 28 Oktober 2010

Jogja Export Expo 2010


Stand Kota Cirebon (foto halimi-indagkopumkmkotacirebon)

Dengan memilih tema "Competitive Advantage to Global Market", maka agar PPED/JEE Ke-15 Tahun 2010 ini memiliki nilai lebih, hendaknya berbekal kata kunci "kreativitas" sebagai wujud puncak pencapaian karya seni kerajinan di DIY. Inovasi menjadi penting, karena merupakan proses pengembaraan gagasan kreatif, yang kemudian menghasilkan produk-produk orisinal, yang menjadi jantung tumbuh-berkembangnya industri kreatif. Dengan produk-produk yang inovatif, diharapkan bisa siap bermain di percaturan perdagangan global karena memiliki keunggulan daya saing. Konsekuensinya, usaha-usaha penetrasi pasar ekspor, hendaknya juga didukung oleh produk yang bermutu global sesuai karakteristik segmen pasar yang dituju.

Jogja Export Expo (JEE) / Pameran Produk Ekspor Daerah (PPED) Tahun 2010, adalah merupakan pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,cq. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UKM Prov DIY, bekerjasama dengan KADIN Prov DIY, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Prov DIY serta organisasi lainnya.
JEE/PPED Tahun 2010, merupakan penyelenggaraan pameran ke limabelas (15) kalinya, suatu bukti bahwa penyelenggaraan pameran ini, cukup mendapat apresiasi, baik dikalangan peserta, pembeli (buyers), pelaku usaha maupun masyarakat Prov DIY khususnya dan Indonesia umumnya serta buyers mancanegara.

http://www.jogjaexportexpo.com

Selasa, 26 Oktober 2010

PEMBUKAAN PAMERAN PRODUK EKSPOR DAERAH (PPED) JOGYAKARTA 2010 DIBUKA SECARA RESMI

Ketika selesai display Lukisan

Sesaat menjelang Pembukaan PPED 2010

Demo melukis cepat oleh Pelukis Kaca Toto Sunu

Pembukaan pameran dilakukan pada hari Rabu tanggal 27 Oktober 2010 jam 9.30 WIB bertempat diruang atas Jogja Expo Centre Jalan Janti Jogyakarta. Pameran dibuka langsung oleh perwakilan Menteri Perdagangan RI, sempat mampir di Stand Kota Cirebon menyaksikan demo melukis kaca cepat yang dilakukan Pelukis Kaca Sumbar Priyanto Sunu.
Pameran yang berlangsung dari tanggal 27-31 Oktober 2010 ini merupakan pameran berskala Nasional, dimana pameran diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari berbagai daerah diluar Jogyakarta. Salah satunya adalah Kota Cirebon yang menampilkan karya-karya Pelukis Kaca dan Kanvas Sumbar Priyanto Sunu.
Dalam pameran kali ini Toto Sunu lebih banyak menggelar Lukisan Kanvas yang bergaya karikatural unik khas Toto, karya-karyanya banyak dikoleksi oleh para kolektor termasuk kolektor dari Kaliurang .
Sayangnya semalam berita banyak menampilkan kejadian meletusnya Gunung Merapi, sehingga niat saya menginap di Kaliurang diurungkan dan terpaksa menginap di Jalan Gedongkuning Balai Diklat Perindustrian Jogyakarta. Suasana Pameran tetap nampak ramai pengunjung, mungkin karena event yang sangat penting,banyak stand menampilkan produk unggulannya.
Saya sendiri berharap pameran ini membawa hasil yang baik, terutama mendapatkan buyer yang memesan lukisan kanvas karya Toto Sunu.

Penulis
Halimi,SE,MM.

Minggu, 24 Oktober 2010

KUJUAL REPRODUKSI LUKISAN KACA UKURAN KECIL







Lukisan Kaca Reproduksi adalah sebuah diversifikasi produk lukisan kaca yang mempunyai maksud untuk memberikan terobosan baru bagi pemasaran produk lukisan yang berharga murah bercirikan cinderamata khas Cirebon, sehingga mampu memberikan layanan bagi konsumen yang menginginkan harga yang terjangkau. Kualitas produk terutama hasil cetakan diupayakan mempunyai kualitas baik serta pengerjaan finishing yang cukup baik. Tambahan barang dikemas dengan dus yang menampilkan motif khas Cirebon, hal ini akan menambah daya tarik tersendiri. Soal harga ? dijamin murah karena dipasarkan sekitar Rp.50.000,-- per pcs diluar ongkos kirim.
Produk yang satu ini ditujukan untuk target pasar bawah, artinya diperuntukan bagi konsumen yang berkantong paspasan, lebih jauh lagi produk ini akan disertakan sebagai bonus dari pembelian produk Lukisan Kaca ukuran sedang dan besar (masih dalam proses penghitungan nominal untuk minimal pembelian produk).
Memang jika diukur dari keuntungan per satuan pcs, produk ini tidak terlalu besar. Paling tidak kehadiran produk ini akan menambah pilihan bagi para konsumen,pada akhirnya diharapkan rasa senang dan rasa keinginan memiliki Produk Lukisan Kaca Khas Cirebon dapat tercapai dari mulai konsumen bawah hingga menengah dan besar.
Beberapa terobosan lain selain kemasan produk yang bernuansa etnik, bingkaipun akan dibuat dalam beragam corak yang mau tidak mau akan mempengaruhi penampilan produk reproduksi lukisan kaca tersebut. Ide ini sudah menjadi target layanan pemasaran yang secara periodik akan selalu diperbaharui demi menjaga kualitas produk yang ditawarkan.
Kehadiran produk reproduksi lukisan kaca semula merupakan langkah coba-coba,namun beberapa kali digelar dalam setiap pameran lokal dan regional, produk ini ternyata banyak diminati dikalangan konsumen bawah. Hal ini wajar, karena untuk memiliki Lukisan Kaca asli berukuran 50x60cm saja harus mengeluarkan kocek minimal 350 ribu rupiah bahkan lebih tergantung dari bagus tidknya desain lukisan kaca.
Sangat masuk akal jika pengrajin kecil lukisan kaca khas Cirebon kini banyak yang mencari terobosan-terobosan baru demi menjaga kelestarian pemasaran produknya, seperti beberapa waktu lalu ada beberapa pelukis kaca membuatan lukisan kaca miniatur dengan memanfaatkan bahan baku limbah kaca tebal,namun karena proses cukup rumit karena harus dibuat manual satu persatu dalam bidang kaca yang sempit. Maka banyak diantaranya yang merasa kesulitan menambah ornamen maupun motif dan ragam hias yang biasa menjadi kelengkapan Lukisan Kaca khas Cirebon.
Kedepan bisa saja dilakukan terobosan untuk pengerjaan massal, dengan memanfaatkan teknik sablon khusus kontour gambar/desain dan sisanya dipoles cat dengan sistem pelaburan atau blocking (tidak mengenal gradasi warna). Beberapa uji coba sudah dilakukan, hanya saja terbentur kepada teknik sablon yang tepat dan baik sehingga arsiran pada gambar bisa disablon. Tentunya hal ini membutuhkan screen yang tepat dan pengerjaan yang rapi, karena menyablon dalam media kaca ukuran kecil (mini) sangat sulit menampilkan arsir yang jelas dan tajam.
Berbeda sekali ketika mengerjakan lukisan kaca dalam media kaca yang sedang apalagi ukuran yang besar, setiap arsiran dapat dimasukan dalam detail lukisan kaca yang menambah keindahan.
Demikian tulisan ini dibuat demi memberikan informasi terbaru dari apa yang dilakukan pengrajin kecil lukisan kaca khas Cirebon.

Penulis,
Halimi,SE,MM.

Senin, 18 Oktober 2010

Festival Topeng Suguhkan Kirab Budaya



KUNINGAN, KOMPAS.com - Puncak Festival Topeng Nusantara 2010, yang dilaksanakan di Cirebon dan Kuningan akan menyuguhkan kirab budaya dan delapan pagelaran tari topeng dari delapan provinsi di nusantara, Sabtu (16/10/2010). Acara puncak dihelat mulai pagi hingga malam hari.

Koordinator FTN 2010 Peggy Melati Sukma mengatakan, puncak FTN dibuka dengan kirab budaya Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan, Sabtu pagi besok, mulai pukul 08.00. Berjalan dari Alun-alun Keraton Kasepuhan sepanjang empat kilometer, arak-arakan karnaval seniman, prajurit kerajaan, dan masyarakat berakhir di Gedung Negara, Cirebon.

"Upacara pembukaan dilakukan di Gedung Negara, yang rencananya akan dihadiri 15 duta besar negara sahabat dan sejumlah menteri. Akan ditampilkan tiga kereta kencana dari keraton, serta pedati gede Pekalangan. Pedati tersebut selama ini jarang diarak," ujarnya saat jumpa pers di Panggung Budaya, Hotel Prima Resort, Kuningan.

Acara dilanjutkan dengan pesta rakyat dan pesta kuliner, yang bisa dinikmati oleh masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Untuk menutup FTN 2010, akan digelar pentas topeng yang menghadirkan delapan tarian topeng dari nusantara. Se perti tari topeng klana kolaborasi sanggar-sanggar topeng di Cirebon, tari hudoq dari Kalimantan, tari topeng betawi, cupak cerantang dari Lombok NTT, serta tari panji panumbra dan topeng lima wajah dari penari Miroto.

Peggy mengatakan, festival ini diharapkan menjadi pemicu festival budaya-festival budaya selanjutnya di daerah lain, yang pernah digelar FTN. Bukan hanya melestarikan budaya tradisi bangsa, industri pariwisata dan ekonomi rakyat akan ikut tumbuh.

http://oase.kompas.com/read/2010/10/15/20274651/Festival.Topeng.Suhugkan.Kirab.Budaya.-3

Dari Cilimus Menuju Dunia

Liputan6.com, Kuningan: Celebrating Our National Heritage. Pesan inilah yang disampaikan panitia Festival Topeng Nusantara (FTN) 2010, yang digelar baru-baru ini. Dari kaki Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, mereka ingin menjadikan seni topeng nusantara menjadi warisan dunia.

Niat ini tidak main-main. Panitia sadar bahwa topeng adalah bentuk ekspresi seni paling tua yang pernah ada pada peradaban manusia. Bahkan, bagi sebagian masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting sebagai penyimpan nilai magis dan suci. Belakangan, topeng tak hanya sebagai pelengkap simbol khusus dalam berbagai acara adat, tapi juga menjadi seni kontemporer yang diminati masyarakat dunia.

Tak perlu jauh ke negara lain, topeng juga menjadi kekayaan sendiri bagi budaya Indonesia. Hampir di seluruh daerah mempunyai cerita topeng. Namun, sayangnya, tak banyak yang mengetahui dan peduli terhadap kelestarian budaya topeng tersebut.

Itulah sebabnya, serangkaian acara digelar pada FTN 2010 sejak Juli silam. Mulai dari pengarsipan data topeng Nusantara, seminar internasional soal topeng, sampai sayembara karya topeng. Panitia juga menggelar pemilihan duta topeng Ciayumajakuning (Cirebon-Majalengka-Indramayu-Kuningan), dan membuat 5.000 topeng kreatif yang melibatkan ratusan siswa. Belakangan, pembuatan topeng ini juga tercatat dalam Rekor MURI karena para siswa bisa membuat 5.031 topeng dalam waktu lima jam.

Kirab Budaya Ciayumajakuning dari Keraton Kasepuhan hingga Gedung Negara Cirebon juga menjadi bagian FTN 2010. Puncaknya digelar di Panggung Budaya Cilimus 1928 Resor Prima Sangkanhurip, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, dengan menampilkan tari tunggal lima wajah dari Miroto.

"Dari awal kami memang ingin melestarikan budaya topeng nusantara. Harapannya agar seni ini mendapat pengakuan sebagai warisan budaya bangsa oleh UNESCO, seperti halnya batik atau wayang," ujar Peggy Melati Sukma, juru bicara FTN 2010.

Untuk itu, panitia FTN 2010 mengundang belasan perwakilan negara sahabat dan Direktur Regional Asia Pasifik UNESCO Hubert Gizen. Di depan wartawan, Gijzen mengatakan, dirinya sangat berharap topeng bisa menjadi kekayaan Indonesia yang bisa dikembangkan lagi. Sehingga ke depan, para turis datang tak hanya melihat obyek wisata dan bersejarah, tapi juga kultur masyarakat setempat. "Ini (topeng) adalah salah satu kekayaan kultur yang sangat potensial," kata Gizen.

Langkah meraih pengakuan dunia tentu bukan perkara mudah. Setidaknya, itu yang dirasakan Ariyani Triwulandari, penari yang ikut memeriahkan FTN 2010. Selain perhatian yang minim dari pemerintah, respons masyarakat terhadap perkembangan seni topeng juga dirasakan kurang. "Lihat saja dalam setiap pertunjukan seni topeng, penontonnya tak pernah banyak. Jadi walaupun mulai banyak pentas, penontonnya tetap saja sedikit," ujar Ariyani.

Ariyani boleh jadi benar. Sebab, masyarakat bangsa ini memang terbiasa sibuk dan ribut jika ada negara lain mengklaim budaya dalam negeri, seperti yang terjadi dalam kasus Reog Ponorogo, beberapa waktu silam. Tapi mereka tak pernah ingat, kapan terakhir menonton dan mendonasi pertunjukan Reog, yang belakangan ini semakin Senin-Kamis hidupnya.(ULF)
http://berita.liputan6.com/sosbud/201010/301956/Dari.Cilimus.Menuju.Dunia

Topeng Nusantara Diusulkan Jadi Warisan Budaya Dunia

TEMPO Interaktif, Bandung—Seni topeng yang ada di Indonesia tengah disipakan untuk diusulkan pada Unesco agar dapat digolongkan sebagai warisan budaya dunia. ”Ini sedang dalam proses,” kata artis Peggy Melati Sukma sebagai juru bicara Yayasan Ardian Tana di Bandung, Rabu (22/9).


Dia bersama pemilik Media Grup, Imam Taufik, menemui Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk membahas soal itu. Peggy mengatakan, untuk mendorong gagasan itu, Yayasan Ardian Tana bersama pemerintah setempat akan menggelar Festival Topeng Nusantara di Cirebon.

Peggy mengatakan, ada sejumlah persyaratan yang harus dilalui agar seni topeng nusantara mendapat predikat warisan budaya dunia. Persyaratan itu tengah diusahakan oleh Kementerian Pariwisata dan Budaya. ”Rangkaian even yang digelar sejak Juli sampai Oktober akan menjadi bahan yang akan diajukan,” katanya.

Yayasannya Ardian Tana menyiapkan sejumlah rencana untuk itu. Selain menggelar festival untuk menggalang dukungan masyarakat, juga akan menyusun buku, dan film pendek mengenai jejak seni topeng di nusantara. ”Tentang topeng apa yang akan diajukan ini sedang dalam proses penelitian,” katanya.

Peggy mengatakan, festival yang puncaknya akan digelar 16 Oktober nanti diusulkan pada pemerintah Jawa Barat agar menjadi even seni tahunan. ”Kali pertamanya akan dilangsungkan di Kota Cirebon sebagai tuan rumah,” kata Peggy.

Rangkaian festival itu sudah digelar sejak Juli lalu. Mulai dari seminar internasional soal topeng pada Juli lalu, disusul menggelar pemilihan duta Topeng Cirebon awal Agustus lalu, dilanjutkan dengan pameran beragam karya topeng di hotel Grand Indonesia pertengahan Agustus.

Kegiatan itu akan dilanjutkan pada 10 Oktober nanti dengan mengerahkan 500 pelajar di kota dan kabupaten Cirebon untuk membuat 5 ribu topeng dari karet dalam 5 jam untuk dipamerkan di Gedung Negara di Kota Cirebon selama seminggu. Puncak acaranya nanti berupa Kirab Budaya Ciayumajakuning yang mengikutsertakan seribu seniman topeng dari berbagai daerah di Indonesia.

Peggy mengatakan, kirab yang digelar mengikuti arak-arakan simbol 3 keraton di Cirebon itu akan menempuh jarak 4 kilometer. Keraton Kasepuhan akan mengeluarkan Kereta Singa Barong, Keraton Kanoman dengan Kereta Paksi Naga Liman, dan Keraton Kaceribonan dengan Kereta Ki Jurumudi. Di belakangnya akan beriringan 1.000 seniman topeng untuk mentas di sepanjang jalan yang dilalui.

Peggy mengatakan, ada 8 provinsi yang memiliki tradisi seni topeng akan ikut andil dalam festival. Di antaranya Topeng Gundala dari Sumatera Utara, Topeng Guro Gudho dari Jawa Timur, Topeng Hudog dari Kalimantan Timur, Topeng Gandrung dari Jawa Tengah, Topeng Cupak Gerantang dari Nusa Tenggara Barat, Topeng Tenget dari Bali, Topeng Tunggal dari Jakarta, serta tuan rumah Topeng Cirebon.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyokong penuh rencana mengajukan seni topeng itu pada Unesco untuk dijadikan warisan budaya dunia. ”Bentuk dukungannya seperti apa, itu teknis, pasti kita akan mendukung penuh ini, pemerintah akan mengambil porsi sebagaimana mestinya,” katanya.

Dia menyetujui usulan menjadikan Kirab Budaya Ciayumajakuning yang saat ini masih berupa gelaran puncak Festival Topeng Nusantara, menjadi even seni budaya tahunan di Jawa Barat. ”Ini rintisannya, ke depan kita akan jadikan even ini sebagai even seni yang melingkupi semua seni budaya yang ada di kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan Cirebon),” katanya.

Ahmad Fikri

http://www.tempointeraktif.com/hg/seni/2010/09/22/brk,20100922-279762,id.html

Pelajar Cirebon Pecahkan Rekor MURI "5.000 Topeng Kreatif Buatanku"

AKIM GARIS/"PRLM"
AKIM GARIS/"PRLM"
Sebanyak 500 siswa dari Kabupaten dan Kota Cirebon bahu membahu memecahkan rekor MURI membuat 5.000 buah topeng di halaman Gedung Negara, Cirebon, Minggu (10/10). Istri Gubernur Jabar, Hj. Netty Heryana (jongkok) didampingi Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Jabar Wilayah Cirebon, H. Ano Sutrisno ketika mengamati siswa yang tengah membuat topeng, usai meresmikan rangkaian Festival Topeng Nusantara 2010 tersebut.*

CIREBON, (PRLM).- Sebanyak 500 siswa dari 45 sekolah SLTP/SLTA asal Kota dan Kabupaten Cirebon akhirnya berhasil memecahkan rekor MURI "5000 Topeng Kreatif Buatanku" dalam rangkaian Festival Topeng Nusantara 2010, setelah sekitar lima jam mampu menyelesaikan 5.031 buah topeng terbuat dari karet sintetis di Gedung Negara, Cirebon, Minggu (10/10).

Piagam MURI diserahkan Manajer MURI, Sri Widayati kepada Peggy Melati Sukma selaku Koordinator Pelaksana Program. Peristiwa tersebut tercatat dalam buku MURI ke-4.517.

Menurut Peggy Melati Sukma, acara tersebut merupakan rangkaian dari Festival Topeng Nusantara 2010 (Indonesian Cultural Mask Festival 2010), sebuah perhelatan mengenai seni tari topeng nasional guna melestarikan, menumbuhkembangkan dan memublikasikan kekayaan seni dan budaya topeng Indonesia kepada lintas generasi, terutama generasi muda.

Disebutkan, sebelumnya, telah dilakukan Seminar Internasional bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti di Jakarta, Semarak Pemilihan Duta Topeng Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumajakuning, Public Showcase Topeng dan terakhir "5000 Topeng Kreatif Buatanku. Sedangkan puncak penyelenggaraan Festival Topeng Nusantara akan berlangsung tanggal 16 hingga 17 Oktober mendatang.

"Seluruh rangkaian ini akan menjadi arsip besar kelahiran Festival Topeng Nusantara yang dilaporkan kepada negara sebagai langkah awal mengajukan seni topeng nusantara menjadi warisan budaya dunia kepada Komite Warisan Budaya Dunia yang berkantor pusat di Paris dan berada di bawah koordinasi Unesco," kata Peggy.

Sementara itu, istri Gubernur Jabar, Hj. Netty Heryawan, di sela-sela meresmikan pemecahan rekor MURI "5000 Topeng Kreatif Buatanku", menyatakan, sekecil apapun upaya dalam melestarikan seni budaya di Jawa Barat, khususnya di Kota Cirebon, adalah bertujuan untuk meningkatkan pariwisata yang ada di daerah.

"Sekecil apapun warisan seni dan budaya kita tentu memiliki nilai-nilai filosofis, nilai-nilai budaya yang adiluhung yang tentu sangat berguna untuk membangun generasi muda yang kokoh dam mengisi pembangunan ini," kata Netty.

Pembina Yayasan Prima Ardian Tana yang juga inisiator Festival Topeng Nusantara 2010, Ir. H. Iman Taufik mengungkapkan, tujuan utama diselenggarakan kegiatan tersebut yakni menggerakkan pariwisata di Ciayumajakuning.

"Kegiatan ini dibilang sukses kalau bisa memberikan nilai ekonomis, dan tidak akan sukses kalau tidak melibatkan generasi muda. Harus memberikan nilai-nilai moral, melibatkan komunitas, serta tidak akan berhasil jika tidak didukung promosi yang baik," kata Iman. (A-146/das)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/124340

Pusaka Kesultanan Cirebon Meriahkan Festival Topeng Nusantara

Pusaka Kesultanan Cirebon Meriahkan Festival Topeng Nusantara

MI/Santirta M/ip

CIREBON--MICOM: Tiga kereta sultan dan pedati keraton yang ada di Cirebon ikut Kirab Budaya Ciayumajakuning dalam rangkaian kegiatan Festival Topeng Nusantara 2010, Sabtu (16/10). Tiga kereta tersebut adalah Kereta Singa Barong dari Keraton Kasepuhan, Kereta Paksi Nagaliman dari Keraton Kanoman, dan Kereta Juru Mudi dari Keraton Kacirebonan.

Sedangkan sebuah pedati bernama Pedati Gede Pekalangan, adalah dari Keraton Kasepuhan, yang konon sering digunakan di zaman Sunan Gunung Jati untuk mengangkut kayu bahan baku pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa, dan Keraton Kasepuhan yang biasa ditarik seekor kerbau dan dikemudikan Ki Gede Pekalangan.

Ketiga kereta dan pedati tersebut ditarik pasukan keraton yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap seperti tombak, pedang dan tameng berjalan mulai dari Keraton Kasepuhan hingga Gedung Negara Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah Cirebon yang jaraknya sekitar 4 Km.

Selain itu kirab juga dimeriahkan oleh berbagai atraksi kesenian daerah dari Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) serta budaya tionghoa barongsai. Kirab yang rencananya bergerak pukul 07.30 WIB terpaksa mundur hingga pukul 09.00WIB karena tertunda akibat hujan deras yang mengguyur Kota Cirebon sejak subuh. Setelah hujan reda, iring-iringan kereta keraton pun berjalan menyusuri jalan utama Kota Cirebon. Dari Keraton Kasepuhan, kirab berjalan melalui jalan Merdeka kemudian menjemput rombongan barongsay dari Vihara Dewi Welas Asih di Jl Yos Sudharso.

Dilanjutkan ke Jl Pasuketan yang disambut dengan kesenian kuda ronggeng dari Kuningan. Arak-arakkan terus bergerak melalui Jalang Kanggraksan, Siliwangi dan berakhir di Gedung Negara. Salah satu ciri khas arak-arakan yang menghadirkan kereta dan prajurit keraton adalah sepanjang perjalanan seluruh peserta kirab membaca shalawat nabi yang diiringi musik genjring.

Setibanya di Gedung Negara, Kirab Budaya Ciayumajakuning disambut oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan sejumlah duta besar dari negara sahabat.

Di Gedung Negara upacara penyambutan pun digelar yang disambung dengan peresmian pembukaan acara Festival Topeng Nusantara 2010 oleh Gubenur Jawa Barat. Kemudian masyarakat dan tamu undangan yang hadir disuguhi dengan rampak tari Topeng Kelana yang dibawakan oleh puluhan penari dari beberapa sanggar tari di Cirebon dan beberapa tarian khas Cirebon lain.

Rencananya acara Pesta Rakyat dan Kuliner di Gedung Negara akan diselenggarakan hingga malam hari dengan menghadirkan sejumlah artis ibu kota dan lokal Cirebon seperti Iis Dahlia dan musik tarling Abdul Ajib. Sedangkan tamu undangan yang sebagian besar adalah duta besar negara sahabat, pada malam harinya akan menghadiri Pagelaran Festival Topeng Nusantara 2010 di Panggung Budaya Cilimus 1928, Resort Prima Sangkanurip, Kabupaten Kuningan. (Ant/OL-04)
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/10/17/175691/123/101/Pusaka-Kesultanan-Cirebon-Meriahkan-Festival-Topeng-Nusantara

Festival Topeng Nusantara 2010 Menyedot Wisman



Meskipun baru kali pertama digelar, Festival Topeng Nusantara (FTN) 2010 di Cirebon berhasil menyedot perhatian wisatawan mancanegara (wisman). Dipastikan perhelatan budaya yang bertujuan untuk melestarikan budaya topeng dan tari daerah sekaligus memperkenalkannya ke dunia internasional ini akan digelar rutin setahun sekali.

FTN 2010 yang resmi dibuka oleh Gubenur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sabtu pagi(16/10/2010) di Gedung Negara, Kota Cirebon juga disaksikan beberapa wisman seperti dari Taiwan. Dalam pembukaan itu Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film (NBSF), Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Tjetjep Suparman memberi sambutan mewakili Menbupar Jero Wacik.

Masyarakat dan tamu undangan yang hadir antara lain sejumlah duta besar dari negara sahabat dalam pembukaan FTN 2010 ini disuguhi dengan rampak tari Topeng Kelana yang dibawakan oleh puluhan penari dari beberapa sanggar tari di Cirebon dan beberapa tarian khas Cirebon lain.

Sebelum pembukaan, terlebih dulu digelar Kirab Budaya Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Menurut Koordinator Pelaksanaan Program FTN 2010 Peggy Melati Sukma, kirab diikuti sekitar seribu peserta terdiri atas berbagai seni tradisi Ciayumajakuning, terutama seni topeng Cirebon dan daerah lain di Nusantara.

Kirab budaya ini diawali oleh barisan keraton yang merupakan simbol budaya masyarakat Cirebon. Ada 3 kereta keraton yang ikut serta yakni Kereta Singa Barong dari Keraton Kasepuhan, Kereta Paksi Nagaliman dari Keraton Kanoman, dan Kereta Juru Mudi dari Keraton Kacirebonan. Ketiga Kereta Keraton tersebut dikawal oleh barisan prajurit masing-masing keraton yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap seperti tombak, pedang dan tameng. Mereka berjalan mulai dari Keraton Kasepuhan hingga Gedung Negara Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah Cirebon yang jaraknya sekitar 4 Km.

Di belakang barisan Keraton ada sebuah Pedati Gede Pekalangan dari Keraton Kasepuhan, yang konon sering digunakan di zaman Sunan Gunung Jati untuk mengangkut kayu bahan baku pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan. Pedati tersebut dikemudikan Ki Gede Pekalangan.

Menyusul di belakang pedati Kereta Garuda, representasi seni budaya oleh sanggar seni se-Ciayumajakuning, Barongsai, dan partispasi masyarakat umum. Kirab budaya ini berbeda dengan kirab budaya yang ada di festival lainnya, karena semua pesertanya memakai topeng kreatif. Sepanjang arak-arakan, pesertanya melantunkan shalawat nabi yang diiringi musik genjring.

Kirab budaya ini semula dimulai pukul 07.00 WIB namun karena hujan mengguyur Kota Cirebon sejak subuh, diundur pukul 09.00 WIB. Setelah hujan reda, iring-iringan kereta keraton mulai berparade menyusuri jalan utama Kota Cirebon. Dari Keraton Kasepuhan terus ke jalan Merdeka, lalu ke Jl Yos Sudharso menjemput rombongan barongsay dari Vihara Dewi Welas Asih dan diteruskan ke Jl Pasuketan. Peserta kirab disambut kesenian kuda ronggeng dari Kuningan, selanjutnya ke Jl Kanggraksan, Siliwangi dan berakhir di Gedung Negara.

Selepas kirab budaya dan pembukaan, dilanjutkan dengan Pesta Rakyat dan Kuliner di Gedung Negara hingga malam hari dengan menghadirkan sejumlah artis ibu kota dan musik tarling Cirebon.

Sedangkan para tamu kenegaraan, kedutaan, budayawan, institusi budaya, dan pejabat pemerintah menikmati Gala Show FTN 2010 di Panggung Budaya “Cilimus 1928”, Prima Resort Sangkanhurip, Kuningan, pukul 17.00. WIB sekaligus merupakan puncak perayaan FTN 2010.

Gala pertunjukan dan makan malam ini dikemas dengan eksklusif berupa pagelaran spektakuler yang memadukan koreograpi, stage act, musik, lighting, dan multimedia.

Dalam FTN yg pertama ini bukan Tari Topeng Cirebon saja sebagai tuan rumah yang ditampilkan. Tapi ada sejuamakah tari topeng dan kesenian topeng dari berbagai daerah di Nusantara lain yang ditampilakan. Ada Tari Topeng Gundala-Gundala dari Sumatera Utara yang menceritakan ritual penyembahan kepada Tuhan. Tarian ini diiringi dengan seperangkat alat musik tradisiona seperti Ketengketeng, Serunai, beberapa gendang ukuran besar sampai kecil, Gons, Kecapi, flute, dan brass.

Teater tardisional Cupak Gerantang dari Loambok, Nusa Tenggara Barat Biasanya dibawakan dengan Bahasa Sasak. Bercerita tentang kepahlawanan yang dibumbuhi humor. Kisahnya diambil dari kejadian yang terjadi di daerah-daerah di Pulau Lombok seperti Mataram, Labuh Api, Bayan, Gangga, Lenek, dan lainnya.

Serta sejumlah tari topeng dari daerah lain seperti Tari Topeng Hudoq (Kalimantan Timur) khususnya suku Dayak Kenyak dan Dayak Mondang, Tari Topeng Tenget (Bali), Tari Topeng Guro Gudho (Jawa Timur), Tari Topeng Gandrung (Jawa Tengah), Tari Topeng Tunggal Betawi (Jakarta) yang ditarikan oleh 3 penari yang memakai topeng Panji, Kelana, dan Jingga, dan tentu saja Tari Topeng Cirebon (Jawa Barat) yang dulu digunakan Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan Islam kepada masyarakat Cirebon.

Promo Pra FTN 2010
Jauh sebelum puncak FTN yang berlangsung 15-17 Oktober 2010, terlebih dulu digelar serangkaian acara yang bertujuan untuk mempromosikan FTN 2010, antara lain sayembara karya topeng tingkat nasional pada tanggal 24 Juli - 5 September 2010. Pesertanya pelajar dan mahasiswa dengan hadiah Apple iPad. Pemenangnya ditentukan oleh publik melalui online polling.

Eksibisi ekspresi perupa muda untuk Topeng Nusantara di Alun-alun Indonesia, Grand Indonesia pada 13-22 Agustus 2010. Pameran ini menampilkan karya topeng dari seniman muda, creative group, selebritis dan institusi budaya terpilih dari berbagai kota dan dari latar belakang seni yang berbeda.

Masih di bulan Agustus 2010, digelar Semarak Pemilihan Duta Topeng Cirebon yang diikuti Sanggar Seni se Wilayah III Ciayumajakuning, pelajar, dan mahasiswa serta kalangan umum untuk mendapatkan Duta Topeng Cirebon yang tampil pada puncak FTN 2010.
Pada bulan puasa, September lalu digelar Ngabuburit Ramadhan yang berhasil membuat 10.000 topeng buatan anak-anak sekolah, didampingi para seniman topeng, sambil menunggu waktu berbuka puasa di Alun-Alun Kota Cirebon.

Berkat serangkaian promo tersebut, acara kirab budaya dan pembukaan serta gala show puncak FTN 2010 berlangsung sukses dan berhasil menyedot perhatian wisman meskipun masih dalam jumlah kecil.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@ayahoo.com)
Foto: Dok. www.topengnusantara.com
http://travelplusindonesia.blogspot.com/2010/10/festival-topeng-nusantara-2010-menyedot.html

Kamis, 14 Oktober 2010

KRIYA

Multicolor Butterfly Necklace Earring Set Fashion JewelryEthnic Style Turquoise Stone and Hammered Metal Necklace and Earrings Set Fashion Jewelry
Kriya adalah cabang seni yang mempelajari pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas berkarya seni rupa, yang menggunakan pendekatan medium, kepekaan estetik, kebutuhan keseharian (utiliatrian) dan mengandalkan keterampilan manual ( manual dexterity ). Hasil karya kriya diutamakan mengandung nilai keunikan konseptual, tema, imajinatif, emosional dan inderawi (visual, tactile, olfactory).
Kriya juga merupakan metoda berkarya sekaligus mendesain produk yang mengutamakan nilai kualitas estetika, fungsional, keunikan, tema, makna dan pesan filosofis. Kriya lebih difokuslan pada ilmu dan keterampilan dalam menciptakan konsep, bentuk dan gaya (fashion) dalam arti luas dalam industri kreatif .
Karya Kriya yang dirancang lebih bersifat eksklusif dan memiliki nilai tambah dalam berbagai sisi, karena dalam proses pembuatannya menghandalkan keterampilan tenagan ( handmade ). Kriya bahkan dapat diterapkan pada disiplin ilmu lain seperti kimia, arsitekur, interior dan manajemen. Pada konsep lain, kriya dapat diproduksi ulang untuk memenuhi kebutuhan dalam jumlah banyak namun terbatas. Produk Kriya sulit dibajak atau ditiru, karena unik dalam penggunaan material, unik dalam proses penyatuan dan sentuhan akhir karya, maka produk kriya selalu dinamis.


Seni Kriya Tekstil “Membuat Batik Ikat Celup”

1. Pengertian Ikat-Celup

Celup ikat merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celuprintang. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian-bagian kain yang tidak ingin terwarnai karena pencelupan. Ikat-celup menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Ikat -Celip dikenal dibeberapa daerah di Nusantara dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).

2. Alat dan Bahan Ikat-Celup

Alat yang digunakan untuk membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik Ikat-celup, antara lain: tali, benang, karet. Benda-benda ini berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambat teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut. Umumnyateknik Ikat-Celup menggunakan bahan dasar teksil dari serat alam, seperti: katun, sutra, atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti: kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik, danjatim jahit.

Pewarna tekstil untuk Ikat-Celup menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan dingin. Zat pewarna sintetik ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis pewarna langsung (rapid, procion, dan rhemazol) dan alat untuk proses pewarnaan, antara lain: mangkuk, baskom, atau ember. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.

3. Menbut Ikat-Celup

Berikut ini adalah langkah-langkah membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik ikat-celup.

a. Pembuatan corak

Teknik pembentukan corak pada ikat-celup terdiri dari teknik jumputan, lipat, gulung,dan jahit jelujur

1) Teknik jumputan, dilakukkan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat drngan kuat. Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, dan kombinasi.

2) Teknik lipat, gulung, dan jelujur, dilakukan dengan cara meliputi, menggulung, atau menjelujur/menjahit kain. Setelah itu, kain ditarik samnpai terkumpul, lalu diikat hingga kencang.

Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya bahan-bahan pendukung ini memudahkan zat warna masuk kedalam pori-pori kain. Setelah semua rancangan diikat, kain siap diwarnai, yitu dengan cara dicelup.

Teknik jahit yang digunakan dalah jahit jelujur dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Seluruh corak dijahit di bagian pinggirnya dengan satu jahitan atau lebih. Setelah seluruh corak dijahit, benang ditrik dengan kuat hingga permukaan kain mengkerut, rapat, dan padat. kekuatan menarik benang ini perlu diperhatikan karena menentukan kualitas corak yang dihasilkan. Efek kerutan akan muncul membentuk corak yang sangat menarik. Penggambaran corak dilakukan terlebih dahulu diatas kertas, kemudian dibuat polanya di atas karton tebal. Corak ini kemudian digambar di atas kain berdasarkan pola dari karton tebal.

b. Pewarnaan

Pewarnaan ikat-celup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu celup dan colet.

1) Pencelupan, dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang telah diikat kedalam larutan warna. Apalagi jumlah warna yang diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun sebelum sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian kain tertentu dengan bahan penutup pendukung seperti plastik atau bahan lentur lain yang kedap cairan.

Dengan teknik ringtang melalui ikatan dan jahitan akan muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup janngan llupa menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.

2) Colet, Colet adalah cara memberi warna pada bagian-bagian tertentu di permukaan kain. Alat yang digunakan adalah kuas. Pencoletan biasanya dilakukan untuk mewarnai bagian corak yang kecil atu terlalu sedikit bila harus dicelup. Pada umumnya teknik pewarnaan pada ikat-celupsering dilakukan dengan memadukan colet dan celup untuk mendapatkan kain dengan corak yang kaya warna.

3) Penyelesainan akhir, setelah proses pewarnaan selesai, kain direndam dalam larutan pengikat warna agar tidak mudah luntur. Kemudian kain dicuci dan ditiriskan. Setelah itu diangin-anginkan sampai kering. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses perembesan zat warna kedalam lekukan kain.

http://mbyarts.wordpress.com/2010/08/23/seni-kriya-tekstil-membuat-batik-ikat-celup/

Kerajinan Meubel Jepara

Seperti yang dikutip oleh Tempat Wisata Indonesia Penggunaan ukiran jepara tidak hanya di rumah atau gedung, kantor dan tempat-tempat lainnya di dalam negeri, bahkan diminati masyarakat luar negeri. Masih eksisnya ukiran tersebut hingga saat ini, karena tidak pernah ada kesamaan di antara produknya. Antara produk ukiran satu dengan lainnya mungkin mirip, tapi tak pernah ada yang sama atau identik.

Furnitur yang terbuat dari kayu jati berpadu dengan ukiran Jepara sangat cocok menghiasi sudut-sudut rumah Anda. Apakah itu rumah bergaya modern maupun tradisional. Ia banyak digandrungi karena keunikan gaya ukir yang dipahatkan detil pada tiap sisi-sisi kayu.

Minat masyarakat terhadap Furniture jati jepara semangkin baik, mengingat selain memiliki ukiran klasik dan modren, juga lebih tahan lama dibandingkan dengan perabot kayu biasanya, yaitu bisa sampai 20 tahun bahkan 50 tahun, dan tidak mudah dimakan rayap, yang menjadi keunggulan ukiran ini dari perabotan lainnya.

Ketika membeli produk mebel dan kerajinan tangan dengan ukiran Jepara, sama saja dengan mengoleksi produk bernilai seni dan estetika tinggi tanpa ada duanya. Jadi kalau diproduksi secara massal atau besar-besaran suatu jenis produk ukiran tersebut, maka kita tidak bisa menemukan produk yang sama. Tentunya ini yang membuat para pencinta produk mebel dan kerajinan tangan terus mencari koleksi-koleksi terbaru.

Selain itu ukiran Jepara sudah hadir sejak zaman Majapahit dan terus berkembang, baik dari sisi desain, fungsi maupun estetikanya. Hingga kini sekitar 80 persen warga asli masih menekuni kegiatan produksi ukiran. Dan tidak hanya warga asli, warga luar kota, bahkan asing sudah bergerak di bisnis ukiran ini.

Dari segi desain, proses pembuatan hingga kualitas produk yang tercipta, ukiran Jepara memang belum ada duanya, karena sebuah karya masterpiece. Tidak ada yang bisa membuat atau meniru ukiran tersebut asli sehingga sama.

Sampai saat ini, produksi mebel dan kerajinan tangan ukiran Jepara masih berjalan baik. Bahkan, pengrajin dan tempat produksi tidak lagi hanya berdomisili di kota ini, tapi sudah menyebar di kota-kota besar di Indonesia. Meskipun pengrajin dan pengusaha ukiran tersebut tetap orang asli daerah ini

Meski mengandalkan keterampilan manual, bukan berarti mebel Jepara tidak mempunyai keunggulan. Nilai tambahnya justru karena masih banyaknya sentuhan tangan tersebut. Khususnya pada seni ukir yang terpahat di produk mebel kayu.

Dibanding produk Vietnam yang saat ini menjadi pesaing ketat Indonesia, mebel ini mempunyai kelebihan utamanya dalam seni ukirnya. Berbeda dengan produk sejenis dari Vietnam, Burma, maupun Tiongkok yang banyak menggunakan mesin-mesin. Keunggulan seni ukir inilah yang harus menjadi branding kuat mebel ini di pasar Internasional

Kerajinan asli Jepara seakan tak lekang dimakan zaman. Lihat saja, baik dari seni ukirannya atau mutu bahannya, jenis kayu asal kota kelahiran Kartini ini adalah jenis yang diakui sebagian kalangan untuk membuat perabotan yang terbaik. Mulai dari tempat tidur, lemari, kursi tamu hingga pigura. Tak heran sebagian besar kalangan memilih menghiasi rumahnya dengan perabotan dari daerah ini.

Bila anda tertarik dengan Kerajinan Meubel Jepara anda bisa memesannya di Anugrah Alam Meubel, Dalam penjualan Mebel asli Jepara ini kami langsung bekerjasama dengan pengrajin mebel Jepara. Kami menjual dan menawarkan meubel asli Jepara dengan produk asli dan berkualitas tinggi pastinya,yang dibuat oleh pengrajin mebel jepara dengan motif dan desain ukiran Jepara yang terbuat dari kayu JATI asli pilihan dengan kualitas kayu terbaik anti rapuh.

Kami menjual dan menyediakan produk mebel kualitas ukiran khas jepara dengan model Classic, Minimalis, Modern, Hand Panting dan banyak model lainnya sebagai contoh kami menyediakan Sofa, Set Meja Kursi Ruang Makan, Meja Kantor, Almari, Kursi Telepon, Bed, Buffet, Meja TV, Meja Rias, Nakas, Set Meja Kursi Ruang Tamu dan banyak lagi lainnya dengan harga yang sangat TERJANGKAU.

Dalam Penjualan ini Kami lebih mendahulukan dan mengutamakan Prioritas Pelanggan untuk Kepuasan dalam pembelian Produk dari Kami.Jika Anda Berminat membeli produk Mebel ukiran jepara kami,
Silahkan Langsung Menuju tempat Pemasaran kami yang berada di Kalimantan tepatnya di Balik Papan Selatan Jln. Mt. Haryono No. 15 Dam Rt. 30 Kelurahan Damai atau Hubungi Head Office Ir. Taufik Hidayat dengan No. Tlp Flexi : 0542-8045371 Hp : 081334560900.

Artikel Terkait Postingan Tempat Wisata Indonesia


Kerajinan Tangan Dari Buku yang Mengesankan






















http://www.ootnews.co.cc/2010/10/kerajinan-tangan-dari-buku-yang.html

Beri Komentar pada blog ini

AdBrite