29 Januari 2010 | 23:12 wib | Daerah
Banjarnegara, CyberNews. Perajin dan pengusaha keramik di Klampok, mulai khawatir terhadap kebijakan pemerintah terkait perdagangan bebas ASEAN-China. Sebab, sebelum adanya kebijakan itu saja keramik Klampok sudah berjuang mati-matian untuk tetap hidup.
"Apalagi dengan adanya kebijakan baru ini, kami khawatir. Sebab, berdasarkan pengalaman saya magang dua minggu di China, secara SDM dan teknologi usaha keramik, mereka sudah sangat maju," kata Yanti, pemilik usaha keramik Usaha Karya, Jumat (29/1).
Dia mengatakan, perajin dan pekerja di sana sangat ulet. Inovasinya bagus dan upahnya tidak terlalu tinggi sehingga berani bersaing soal harga. Hal itulah yang belum bisa ditandingin perajin lokal. Maka jika banyak keramik yang nanti membanjiri, bisa saja menggusur keramik khas Banjarnegara itu. "Untuk menyiasatinya, kami yang sudah punya langganan ke luar negeri, mencari model yang tidak digarap perajin China. Dengan cara itu masih bisa bertahan, namun bagi perajin lain yang pasarnya masih lokalan dan regional, akan sulit menandingi," katanya.
Usulnya, pemerintah perlu meninjau kesepakatan perdagangan bebas itu, untuk beberapa jenis barang. Intinya adalah untuk melindungi usaha warga negaranya, meski saat ini memang belum terasa pengaruhnya di Klampok atau Banjarnegara.
Hal senada juga diungkapkan tri Mulyantoro dari show room Mustika 3. Menurutnya, pemerintah mesti meninjau kesepaatan perdagangan bebas itu. Sebab, belum lama ini perajin keramik sudah dihadapkan pada kenyataan membeli minyak harga industri sehingga tak ada lagi subsidi.
( M Syarif SW / CN13 )
0 komentar:
Posting Komentar