UNESCO akan memutuskan angklung sebagai warisan dunia Mei nanti.
Senin, 8 Maret 2010, 17:50 WIB
Umi Kalsum
|
"Keputusannya bulan Mei, efaknya pemerintah jadi aware karena selama ini angklung diklaim Malaysia," kata Taufik Hidayat Udjo, Direktur Utama Saung Angklung Udjo di Bandung, Senin 8 Maret 2010.
Udjo sendiri optimistis angklung akan menjadi alat musik warisan dunia karena data yang diberikan ke UNESCO sangat komprehensif. "Goals-nya akan dirayakan di JCC Jakarta, Saung Angklung Udjo akan bekerja sama dengan Dwiki Darmawan, dan targetnya RI 1 hadir dan memainkan angklung," kata dia.
Sementara itu terkait Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri No. 082/1968 yang menetapkan angklung sebagai alat musik pendidikan, pakar seni dari STSI, Sistriaji mengakan tidak mempunyai dampak apa-apa kepada masyarakat. Perkembangannya baru sebatas pengenalan angklung kepada siswa, namun tidak ada pendidikan yang mendalam tentang angklung.
SKB tiga menteri itu, kata dia, hanya terlihat dipermukaan saja namun bentuk nyatanya tidak ada. Walaupun ada, kualitasnya belum tentu ada. “Padahal seandainya SK itu berjalan, Malaysia pun tidak berani mengklaim angklung,” ujarnya pada wartawan.
Ia menambahkan kebijakan tersebut kalau dilaksanakan akan berdampak luar biasa karena Angklung itu sebagai alat musik warisan dunia. "Angklung itu akan ditetapkan sebagai salah satu alat musik warisan dunia,” ujarnya.
Menurutnya semua pihak tidak yang terkait tidak memahami betapa pentingnya melestarikan angklung. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat amnesia, sering melupakan potensi-potensi lokal. “Ini berbahaya bagi Indonesia. Indonesia akan mudah sekali hilang patron-patron budaya di masyarakat,” ujarnya.
Taufik Udjo, penerus Udjo Ngalagena mengatakan masalah lainnya adalah tidak ada keinginan dari sekolah itu sendiri untuk melaksanakan SK tersebut. Alat musik yang angklung yang masih mahal menjadi faktor keengganan sekolah menyediakan alat musik ini.
Dia menambahkan Saung Angklung Udjo siap membuat silabus pengajaran angklung jika diminta oleh pihak sekolah untuk mengajar angklung.
“Angklung itu memerlukan dasar pendidikan yang kuat sejak dini. Memerlukan berbagai aspek yang harus dipenuhi seperti disiplin dan kerjasama. Kami telah siap dengan silabus pengajaran,” ujarnya.
Laporan: Iwan Kurniawan | Bandung
0 komentar:
Posting Komentar