Siapa sih yang tak kenal Ukiran Toraja ???.tentu kita semua tau, bahkan
orang asing pun telah mengenal ukiran Toraja yang banyak menghiasi rumah
adatnya bahkan peralatan-peralatan rumah tangga, seperti pada kain,
sarung dan lain-lain.
J.S. SANDE 1988 Dalam bukunya menyatakan bahwa ukiran Toraja
mengandung arti dan nilai-nilai kehidupan yang berhubungan erat dengan falsafah
hidup orang Toraja. Ukiran Toraja umumnya berupa nasehat-nasehat agar menjalani
hidup ini dengan baik dan benar, selalu bekerja keras, saling menghargai serta
senantiasa membina persatuan dan kekeluargaan serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Arti dan makna ukiran Toraja dijelaskan sebagai berikut:
Pa’Barre Allo ( sang pencipta )
Berasal
dari Bahasa Toraja, yaitu Barre: Bulatan atau Bundaran dan Allo:
Matahari. Pa’Barre Allo berarti ukiran yang menyerupai matahari yang
bersinar terang, memberi kehidupan kepada seluruh mahluk penghuni alam semesta.
Ukiran ini diletakkan pada bagian rumah adat yang berbentuk segitiga dan
mencuat condong keatas yang dalam bahasa Toraja disebut Para Longa, dan
di letakkan di bagian belakang dan depan Rumah adat. Ukiran ini biasa
diletakkan diatas ukiran Pa’Manuk Londong
Ne’
Lingbongan
Sedangkang menurut arti katanya Limbong berarti danau
atau sumber air yang tidak pernah kering, memberi kehidupan dan kesegaran bagi
manusia, flora dan fauna di lingkungan sekitarnya. Ukiran ini bermakna bahwa
orang Toraja bertekad memperoleh rexeki dari empat penjuru mata angin (utara,
timur, barat, dan selatan) bagaikan mata air yang bersatu dalam satu danau dan
memberi kebahagiaan kepada keturunannya.
Pa’ Ulu Karua ( kepala delapan)
Berasal dari dua kata (Toraja) yaitu Ulu: Kepala, dan
Karua: Delapan. Menurut mitos, Toraja dahulu kala ada delapan orang
Toraja yang masing-masing menurunkan ilmu pengetahuan menyangkut kehidupan ini.
Kehidupan orang ini diciptakan oleh Puang Anggemaritik (Puang Matua
atau Tuhan) dalam sebuah puputan kembar ajaib dan masing-masing di karunia
Ilmu pengetahuan yang berbeda-beda. Makna ukiran ini adalah orang Toraja
mengharapkan dalam rumpun keluarga mereka, muncul orang yang memiliki ilmu yang
tinggi dan berguna untuk kepentingan masyarakat.
Pa’ Talinga ( telinga )
Talinga Artinya telinga. Telinga adalah salah satu
alat indra manusia yang berfungsi untuk mendengar. Maknanya adalah agar semua
hal yang kita dengar, baik dan buruk dapat memberi hikmah dan pelajaran dalam
mengarungi kehidupan ini
Pa’Re’po Sangbua
Berasal dari dua kata (Toraja) yaitu : Re’po : Menari
lincah sambil melipat lutut membentuk siku-siku, Sangbua : Tunggal.
Ukiran ini berupa garis siku-siku serong yang berlapis-lapis yang
membentuk satu kesatuan. Bentuk ukiran ini biasanya pada lumbung disekeliling balok
pelintang tumbuan dinding yang dalam bahasa Toraja disebut Samborinding
Ukiran ini melambangkan kebersamaan dan kegotong-royongan
masyarakat Toraja. Segala sesuatu jika dikerjakan bersama pasti menjadi lebih
mudah, lancar dan Ringan.
Gambar Lainnya Cideramata dari Toraja (diunduh dari Google) :