Senin, 01 Maret 2010

Kerajinan Rotan Terkendala Modal

USAHA kerajinan rotan di Desa Terentang Kecamatan Kelapa, hingga kini kembang kempis. Kerajinan rakyat yang digeluti puluhan tahun tersebut belum pernah mendapatkan suntikan bantuan modal usaha dari pemerintah setempat.

Kontan, home industry ini seolah stagnan alias berjalan ditempat. Selama ini para pengerajin memproduksi barang-barang kerajinannya mereka hanya bergantung pada orang yang memiliki modal usaha di desa setempat.

Sekdes Terentang Nasir mengungkapkan, para pengerajin rotan di desanya belum pernah sekalipun menerima bantuan modal dari pemerintah. Bantuan pernah dikucurkan sekitar tahun 2001 lalu, namun berbentuk bahan baku (rotan —red), yang digunakan untuk pelatihan memproduksi kerajinan kursi rotan yang diselenggarakan oleh Pemkab Bangka waktu itu.

“Sampai sekarang belum ada bantuan modal dari pemerintah, kepada pengerajin rotan kita, dari Bangka Barat sampai sekarang juga belum ada. Mereka sampai sekarang masih terkendala modal, untuk mengembangkan usahanya,” ujar Nasir ditemui di Kantor Desa Terentang Kamis (11/2).

Para pengerajin rotan pernah mengajukan proposal ke pemerintah melalui pemdes Terentang, untuk usulan bantuan modal.

“Tapi sampai sekarang belum ada realisasi, bantuan modal dari pemerintah itu. Ada beberapa pengerajin untuk mengembangkan usahanya harus meminjam dana ke bank dengan agunan misalnya tanah atau lainnya, tapi keuntungan dari usahanya ya bisa dikatakan habis untuk angsuran bank, kadang hanya cukup untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari,” jelasnya.

Dijelaskan, pernah pada tahun 2007 Pemkab Bangka Barat menyalurkan bantuan namun hanya sebatas bibit rotan.

“Bibit rotan bantuan Bangka Barat ini, bisa dipanen paling tidak kalau umurnya sudah mencapai sepuluh tahun, kalau baru berumur lima tahun belum bisa dipanen, karena ukurannya masih kecil baru sekitar tiga atau empat meter, itu kan masih muda sekali,” ungkap Nasir.

Seorang pengerajin rotan di Desa Terentang Rokiin mengaku sudah 30 tahun menggeluti kerajinan rotan di desanya, namun hanya sebatas membuat atau memproduksi, karena bahan bakunya disiapkan orang lain.

“Maunya kita, ya bisa beli bahan baku sendiri, kita buat sendiri, kalau kita buat kerajinan seperti ini, tapi bahan-bahannya dari orang lain, ya sama saja kita bekerja dengan orang lain.

Kita tidak mampu membuka atau mengembangkan usaha sendiri, karena terus terang saja masih terhambat modal. Saya berharap ada bantuan modal dari pemerintah,” harap Rokiin. (yik)
http://beta.bangkapos.com

0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar pada blog ini

AdBrite